E-Pendidikan Masa Depan
By : UnknownKonsep sekolah masa depan di abad 21 bisa diwujudkan dengan mudah menggunakan teknologi dan infrastruktur yang ada di Indonesia.
Untuk mewujudkan konsep ini, dibutuhkan layanan awan (cloud computing) khusus pendidikan, dan melayani akses dari berbagai jenis klien (PC/Tablet/Mobile device) seperti gambar di bawah ini :
Yang kurang tinggal bagaimana membuatkan aplikasi awan dan aplikasi klien yang tepat supaya sistem e-Pendidikan ini berjalan, dan bagaimana pemerintah bisa berperan lebih aktif mendorong terselenggaranya sistem e-Pendidikan ini
Untuk mewujudkan konsep ini, dibutuhkan layanan awan (cloud computing) khusus pendidikan, dan melayani akses dari berbagai jenis klien (PC/Tablet/Mobile device) seperti gambar di bawah ini :
- Semua pihak yang berkepentingan (guru, murid, sekolah, pemerintah, dan perusahaan) bisa mengakses semua konten melalui perangkat apapun (laptop, tablet, atau mobile)
- Setiap user yang berhak akan diberi sebuah identitas berupa email id yang terdaftar pada kementerian pendidikan dan kebudayaan. Tanpa identitas yang berlaku, maka user hanya bisa mengakses konten-konten yang bersifat publik (misalnya pemberitahuan dsb)
- User yang berhak, bisa mengakses konten yang sesuai dengan profilenya, bisa membuat konten, sharing file, sinkronisasi konten secara online atau offline (nantinya akan disinkronisasikan jika ada akses internet)
- Di dalam infrastruktur awan sudah ada fasilitas untuk melakukan autentikasi Identitas, basis data, dan berbagai fitur aplikasi awan khusus untuk e-Pendidikan
Aplikasi Awan untuk e-Pendidikan
Aplikasi Awan ini dihosting di suatu Data Center (bisa milik pemerintah/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, atau milik Penyedia Layanan Awan). Beberapa fitur-fitur yang harus ada untuk keperluan e-Pendidikan :- Learning Management System – merupakan suatu sistem manajemen pembelajaran, yang berguna untuk menolong guru (atau pembuat koten) untuk membuat bahan-bahan pelajaran secara online.
- Edit File secara Online ataupun Offline – Semua bahan-bahan pelajaran yang ada harus bisa diedit secara online ataupun offline
- Versioning – Kemampuan ini juga sangat penting untuk memastikan pencatatan setiap perubahan dokumen, dan mengembalikannya ke versi sebelumnya jika terjadi kesalahan edit atau penghapusan secara tidak sengaja. Fasilitas ini juga sangat memudahkan dalam pembuatan konten secara berkolaborasi, di mana setiap pembuat konten bisa saling melihat perubahan yang dibuat oleh rekannya yang lain
- Search – Ini merupakan fitur wajib yang harus ada. Fitur pencarian yang canggih akan sangat mempermudah siapapun dalam menemukan hal-hal yang dicarinya. Selain itu juga mesin pengindex (crawler) secara otomatis akan mengelompokkan hasil pencarian berdasarkan banyak parameter yang sudah terdefinisi sebelumnya
- Office Web Apps / Aplikasi produktifitas online – Dengan kemampuan ini maka setiap user akan bisa membaca atau mengedit setiap dokumen office secara online hanya melalui peramban web yang standar tanpa memerlukan aplikasi klien khusus
- Check in/ Check out –merupakan fasilitas di mana perubahan dokumen bisa dilakukan pada saat dokumen yang sama sedang dibaca oleh orang lain. Perubahan yang dilakukan pada dokumen tidak akan direfleksikan ke pembaca lain sebelum dokumen tersebut dipublikasikan secara resmi (check out)
- Dukungan Offline – Dengan fitur ini maka setiap guru atau pembuat konten bisa melakukan perubahan konten tanpa perlu akses online ke layanan awan. Konten yang diubah nantinya akan disinkronisasikan ke server begitu perangkat ini tersambung ke layanan e-Pendidikan
- Distribusi Konten – Fitur ini semacam push content yang memungkinkan setiap konten-konten yang baru dibagikan ke seluruh perangkat tanpa perlunya inisiatif dari si pemilik perangkat. Sangat berguna terutama di daerah-daerah yang sambungan internetnya tidak andal
- Alur Kerja – diperlukan untuk persetujuan oleh beberapa pihak yang berkepentingan (misalnya administrator konten, atau kepala sekolah, atau kementerian, dsb) sebelum konten-konten baru bisa dipublikasikan
- Dasbor Eksekutif – diperlukan untuk memonitor kinerja keseluruhan sistem e-Pendidikan bagi para eksekutif, melalui tampilan visual yang mudah dimengerti
- Email, Unified Communication, Audio/Video Conferencing – diperlukan sebagai sarana komunikasi melalui berbagai cara, baik komunikasi 1:1 atau 1: banyak
- Papan Tulis Virtual /Whiteboard – diperlukan untuk diskusi jarak jauh
- Perekaman – diperlukan untuk mencatat semua komunikasi
- Calendar – diperlukan untuk penjadwalan berbagai kegiatan
- Information Rights Management – diperlukan untuk menjaga kerahasiaan dokumen (misalnya dokumen draft, atau soal-soal ujian, atau daftar nilai dsb)
Aplikasi Klien untuk e-Pendidikan
Aplikasi klien ini terpasang di semua perangkat (laptop atau tablet atau mobile device) milik user (guru/murid) dengan beberapa aplikasi bawaan sebagai berikut :- Pembuat Konten – aplikasi ini diperlukan untuk menciptakan konten dengan mudah melalui aplikasi office biasa
- Sinkronisasi Konten – aplikasi ini berguna untuk mensinkronisasikan konten secara otomatis
- Berbagi Konten – aplikasi ini berguna untuk saling berbagi konten dengan mudah, meski koneksi internet tidak selalu hidup
- Komunikasi (UC) – aplikasi ini sangat berguna untuk fasilitasi diskusi secara online, mendukung audio/video/text, dan sesi bisa direkam (jika diijinkan administrator)
Kesimpulan
E-Education atau E-Pendidikan sangat mungkin diselenggarakan di Indonesia saat ini, dan tidak membutuhkan investasi apapaun di tingkat sekolah, karena Data Center sudah ada (milik pemerintah atau penyedia layanan awan publik), d an perangkat merupakan milik pribadi user.Yang kurang tinggal bagaimana membuatkan aplikasi awan dan aplikasi klien yang tepat supaya sistem e-Pendidikan ini berjalan, dan bagaimana pemerintah bisa berperan lebih aktif mendorong terselenggaranya sistem e-Pendidikan ini
Tag :
E-pendidikan,
Kekerasan Dalam Pendidikan
By : Unknown
Entah
darimana dan bagaimana datangnya kekerasan dalam dunia pendidikan yang
sepertinya sudah membudaya dalam berbagai kegiatan pendidikan. Kekerasan
disini tidak hanya berupa fisik melainkan kekerasan yang bersifat
bathin, contohnya memarahi siswa dengan bahasa yang kasar sehingga
membuat siswa sakit hati, takut bahkan kehilangan gairah belajarnya.
Sewaktu SD, SMP saya pun pernah mengalami satu bentuk kekerasan tersebut, ketika itu rasa semangat dan gairah belajar saya menghilang karena perasaan takut, kesal dan marah.Seharusnya kita sebagai calon pendidik tidak harus berbuat keras seperti itu, karena hal itu bisa membuat siswa enggan untuk belajar, enggan untuk sekolah dan lebih parah lagi ketika dia dewasa nanti dia akan melakukan hal yang sama pada teman-temannya, adik kelasnya dan kepada muridnya kelak ketika ia menjadi seorang pendidik.
Memang terkadang susah untuk bersabar ketika menghadapi situasi yang sangat menjengkelkan, tapi sebagai pendidik kita harus pandai-pandai dalam bersikap, bertutur kata dan berprilaku yang baik agar tidak terjadi kekerasan dalam pendidikan. Dengan cara itulah tujuan belajar bisa tercapai karena tercipta suasana kelas yang kondusif dan tidak penuh dengan ketegangan. Yuk mari kita hapuskan kekerasan dalam dunia pendidikan, agar masa depan kita semua lebih cerah.
Sewaktu SD, SMP saya pun pernah mengalami satu bentuk kekerasan tersebut, ketika itu rasa semangat dan gairah belajar saya menghilang karena perasaan takut, kesal dan marah.Seharusnya kita sebagai calon pendidik tidak harus berbuat keras seperti itu, karena hal itu bisa membuat siswa enggan untuk belajar, enggan untuk sekolah dan lebih parah lagi ketika dia dewasa nanti dia akan melakukan hal yang sama pada teman-temannya, adik kelasnya dan kepada muridnya kelak ketika ia menjadi seorang pendidik.
Memang terkadang susah untuk bersabar ketika menghadapi situasi yang sangat menjengkelkan, tapi sebagai pendidik kita harus pandai-pandai dalam bersikap, bertutur kata dan berprilaku yang baik agar tidak terjadi kekerasan dalam pendidikan. Dengan cara itulah tujuan belajar bisa tercapai karena tercipta suasana kelas yang kondusif dan tidak penuh dengan ketegangan. Yuk mari kita hapuskan kekerasan dalam dunia pendidikan, agar masa depan kita semua lebih cerah.
Tag :
Kekerasan Pendidikan,
Internet Media Pembelajaran
By : Unknown
Pemanfaatan
Internet Dalam Pembelajaran Jarak Jauh (E-learning)
Teknologi pembelajaran dapat
dikelompokan menjadi dua bagian yaitu technology based learning dan technology
based web learning. Technology based learning ini terdiri dari dua
teknologi informasi yaitu audio information technologies, seperti radio,
telepon, audi tape, atau voice mail, dan video information technologies, seperti video tape,
video text, atau video messaging. Dalam pelaksanaan pembelajaran terjadi
kombinasi dari kedua teknologi tersebut yaitu audio/data, video/data, atau
audio/video. Sedangkan, technology based web learning pada dasarnya
adalah data information technologies seperti internet yang di
dalamnya terdapat e-mail, bulletin board, atau tele-collaboration.
Komunikasi antara pembelajar dan pengajar agar bisa berjalan dengan baik dan
efektif, maka diperlukan interaksi yang aktif dari keduanya yang bisa
dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous) atau cara tidak
langsung, (a csynchronous), misalnya pesan direkam dahulu sebelum
digunakan.
Pemanfaatan dan pengembangan
teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini semakin pesat. Hal ini ditandai
dengan semakin tingginya kebutuhan akan sistem informasi yang terkomputerisasi
(computerized) dalam bidang pendidikan. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi dapat mengantarkan dunia maya menjadi nyata berada di hadapan kita.
Kini telah lahir dunia maya (cyber) dalam segala aspek kehidupan. Dunia
tidak dibatasi lagi oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan demikian segala
aktivitas akan lebih mudah dan cepat. Paradigma sistem pendidikan yang semula
konvensional dengan mengandalkan tatap muka, maka dengan sentuhan teknologi
informasi khususnya dunia cyber beralih menjadi sistem pendidikan jarak
jauh yang tidak dibatasi oleh ruang, waktu, dan jarak, sehingga hubungan antara
pembelajar dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat itu, maka
kebutuhan akan konsep pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi menjadi sebuah keniscayaan. Implikasinya penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi di lembaga pendidikan, seperti perguruan tinggi atau
sekolah sangat diperlukan. Salah satu hasil teknologi informasi dan komunikasi
yang dimanfaatkan adalah teknologi komputer dengan internetnya.
Penerapan internet
yang paling jelas impelementasinya sekarang ini adalah penggunaan e-learning
untuk penyebaran informasi dan berkomunikasi. Konsep e-learning inilah
merupakan sistem pendidikan yang berbasis dunia cyber yang telah
diterima dengan baik dan banyak digunakan saat ini.
Istilah e-learning memiliki
definisi yang sangat luas. E-Learning terdiri dari huruf e yang
merupakan singkatan dari elektronic dan kata learning yang artinya
pembelajaran. Dengan demikian e-learning bisa diartikan sebagai
pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik, khususnya
perangkat komputer. Fokus paling penting dalam e-learning adalah proses
belajarnya (learning) itu sendiri, dan bukan pada “e” (electronic),
karena electronik hanyalah sebagai alat bantu saja. Pelaksanaan e-learning menggunakan
bantuan audio, video, dan perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.
Istilah e-learning dapat
pula didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di
bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Definisi e-learning sendiri
sebenarnya sangatlah luas bahkan sebuah portal yang menyediakan
informasi tentang suatu topik dapat tercakup dalam lingkup e-learning ini.
Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk
membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau
perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi
internet.
Dalam teknologi e-learning,
semua proses pembelajaran yang biasa didapatkan di dalam sebuah kelas dilakukan
secara live namun virtual. Artinya pada saat yang sama seorang pengajar
mengajar di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan
pembelajar mengikuti pembelajaran tersebut dari komputer lain di tempat yang
berbeda. Dalam hal ini, secara langsung pengajar saling berkomunikasi dan
saling berinteraksi pada waktu yang sama namun tempat yang berbeda. E-learning
juga mencakup banyak hal di luar lingkup teknologi internet itu
sendiri, kurikulum, desain dan pengembangan e-learning, manajemen e-learning
dan etika pembelajaran. Istilah e-learning digunakan untuk mendukung
usaha-usaha pembelajaran lewat teknologi komputer dengan internetnya.
E-learning sering pula disebut
pembelajaran online atau online course. Pembelajaran online dalam
pelaksanaannya memanfaatkan dukungan jasa teknologi, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi, seperti komputer, telepon, audio, video, transmisi
satelit, dan sebagainya.
Pembelajaran online
ini memungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh yang bisa
menjangkau lebih banyak orang dan berbagai tempat sampai daerah terpencil atau
pedalaman sekalipun yang membutuhkan pendidikan.
Secara terminologi, e-learning
adalah sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan
komputer), biasanya lewat internet atau intranet. E-learning berarti
proses transformasi pembelajaran dari yang berpusat pada pengajar kepada
berpusat pada pembelajar. Pembelajaran tidak tergantung pada pengajar, karena
akses informasi (knowledge) lebih luas dan lengkap, sehingga pembelajar
dapat belajar kapan saja dan dimana saja. E-learning merupakan salah
satu strategi atau metoda pembelajaran paling efektif yang mampu menjangkau
tempat yang sangat luas, dengan biaya relatif murah. Untuk mengakses materi
pembelajaran pada e-learning diperlukan komputer dengan jaringan internet
atau intranet. Materi pembelajaran selalu ada kapan pun dan dimana
pun dibutuhkan, sehingga dapat mengatasi kendala jarak, ruang dan waktu. Dengan
demikian, pembelajaran melalui e-learning bisa berlangsung kapan saja,
dimana saja, melalui jalur mana saja dengan kecepatan apapun. Dalam
pembelajaran itu pengajar dan pembelajar tidak perlu berada pada tempat dan
waktu yang sama untuk melangsungkan proses pembelajaran, namun cukup dengan
menggunakan internet sebagai medianya. Pengajar cukup mengupload data
materi pembelajaran pada situs e-learning. Pembelajar dapat mempelajari
materi pembelajaran dari pengajar yang bersangkutan dengan membuka situs e-learning
tersebut. E-learning sangat berkembang karena relatif tidak
memerlukan biaya tinggi namun memiliki jangkauan yang luas, sebab e-learning
dapat menjangkau hingga ke seluruh dunia tanpa dibatasi oleh kondisi
geografis, sehingga lebih mudah untuk menyampaikan informasi pembelajaran. E-learning
adalah program aplikasi berbasis internet yang memuat semua
informasi tentang informasi seputar pendidikan yang jelas, dinamis, dan akurat
serta up to date serta memberikan kemudahan bagi para pembelajar untuk
melakukan pembelajaran secara online. Dengan adanya e-learning berbasis
web dapat membantu strategi pembelajaran dalam menyebarkan informasi
mengenai pendidikan secara luas.
B. KARAKTERISTIK DAN MANFAAT E-LEARNING
1. Karakteristik E-learning
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik sehingga dapat
memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat, baik
antara pengajar dengan pembelajar, atau pembelajar dengan pembelajar.
b. Memanfaatkan media
komputer, seperti jaringan komputer (computer networks) atau digital media).
c. Menggunakan materi
pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self learning materials).
d. Materi pembelajaran dapat
disimpan di komputer, sehingga dapat di akses oleh pengajar dan pembelajar,
atau siapa pun tidak terbatas waktu dan tempat kapan saja dan dimana saja
sesuai dengan keperluannya.
e. Memanfaatkan komputer
untuk proses pembelajaran dan juga untuk mengetahui hasil kemajuan belajar,
atau administrasi pendidikan, serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari
berbagai sumber informasi.
2. Manfaat E-learning
Pemanfaatan e-learning tidak terlepas
dari jasa internet. Internet menjadi suatu kebutuhan, karena
berbagai informasi yang ada di dalamnya dapat diakses secara mudah, kapan saja
dan dimana saja. Pembelajaran dengan menggunakan jasa internet akan
mempengaruhi tugas pengajar dalam proses pembelajaran dan cara belajar dari
pembelajar itu sendiri. Proses pembelajaran tidak lagi didominasi oleh
pengajar, melainkan dilengkapi oleh teknologi yang berkembang dengan pesat
setiap saat, seperti komputer. Pelengkap lainnya adalah materi pembelajaran
tercetak seperti modul atau
Tag :
Pembelajaran jarak jauh,
Apakah masih ada mimpi
By : UnknownGuru Bahasa Indonesia kami pernah bercerita tentang seorang anak di suatu desa yang perlu berjalan melewati sungai dan hutan untuk menuju kesekolahnya,keadaan itu banyak sekali terjadi di Indonesia khususnya di tempat-tempat terpencil yang jarang di pantau oleh pemerintah.Keadaan ini sungguh tragis karena bukankan harusnya pemerintah di daerah maupun kota harus lebih mementingkan pendidikan anak bangsa terlebih dahulu baru membangun jalan dan gedung-gedung mewah di kota-kota besar?
Di
daerah terpencil banyak anak-anak kecil yang tidak bersekolah dan lebih
mementingkan bermain dengan teman atau membantu orang tuanya bertani atau berladang
sehingga membuat mereka tidak bisa membaca,menulis,dan menghitung. Apa yang
akan terjadi apabila semua anak kecil di daerah terpencil tidak sekolah?
Bukankan ini hanya akan semakin membuat Indonesia terpuruk. Anak-anak kecil
merupan penerus bangsa di masa yang akan datang sehingga pemerintah dan pejabat
Negara harus memikirkan cara untuk menyediakan fasilitas dan sarana pendidikan
yang memadai untuk daerah-daerah terpencil seperti di Batam dan Kalimantan
maupun di daerah Papua.
Kami
akan memberikan contoh cerita yang menyedihkan ini tentang anak di daerah
terpencil yang tidak sekolah khususnya di daerah Batam.
Kisah ini berawal :
Seorang
anak berusia 12 tahun datang merantau ke Batam, ke tempat keluarganya tepatnya.
Kedatangannya dari desa Sorkam, sibolga, Sumatera Utara ke Batam adalah atas
permintaan orang tuanya sendiri. Kata orangtuanya anak yang bernama Yanti ini
sudah lama berhenti sekolah…sudah hampir 3 tahun katanya.
Ia
berhenti sekolah saat masih duduk dibangku kelas 3 SD, dan hanya tahu mengeja
saja. Tidak pandai menentukan jam, tidak tahu nama-nama bulan dan sepertinya
kemampuannya hanya sebatas anak yang duduk di bangku TK.
Aku
tak jenuh bertanya pada orangtuanya juga pada Yanti sendiri kenapa ia tak
bersekolah?, namun lagi-lagi hanya senyum simpul dan malu-malu yang kutemukan
di wajah mereka. Ada apa gerangan? bukankah di desanya ada sekolah negeri?
sungguh gak mengerti sama sekali. Tanda tanya besar muncul di kepalaku…
Aku
menawarkannya untuk di sekolahkan di sini (Batam), namun ia berulang kali
menangis dan tetap kekeh tidak akan bersekolah lagi kapanpun. Aku
berulang kali menjelaskan manfaatnya sekolah, menunjukkan kepadanya antara yang
berprofesi sebagai pemulung dengan yang kerja kantoran, tapi ia tak peduli. Dan
herannya lagi…sudah tidak ada berkas apapun lagi yang tersisa untuknya jika ia
harus mendaftar sekolah. Tidak ada raport, tidak ada akte lahir, surat pindah
atau apapun juga. Sulit!, buntu!…akhirnya aku berinisiatif menjadi guru private
khusus untuknya. Setiap malam diajari mulai dari menulis, membaca, mempelajari
hitungan sederhana, penambahan, pengurangan dan perkalian, dan mengajarinya
pula cara menentukan jam.
Sebenarnya
aku sudah cukup sibuk dengan rutinitasku sehari-hari, tapi aku sangat kecewa
dengan keadaannya, bisa-bisanya tak bersekolah dan tak tahu apa-apa.
Yanti
agak sulit diajari, sifatnya yang keras kepala dan semaunya…membuatku terkadang
emosi, namun lama-kelamaan ia akhirnya mengalami banyak kemajuan. Ia bisa
menulis dengan lebih rapi, lancar, sudah bisa menentukan jam meskipun agak
lama, tahu nama-nama bulan, tahu menjaga kebersihan, tahu tentang penambahan,
pengurangan angka-angka puluhan sampai ratusan, tahu juga cara menghitung uang
kembalian belanja.,
Aku
tetap bertanya padanya alasan ia tak bersekolah, kataku padanya bukankah
sekolah itu enak? banyak teman kan di sekolah?. Lalu tahu apa jawabnya…
”
Sekolahku itu jauh…harus berjalan ke arah gunung, pokoknya jauh sekali…dan
harus menyeberangi sungai yang luas. Pernah satu kali saat hujan lebat, air
dalam sungai itu tinggi sekali dan arusnya deras….adikku terseret jauh, kami
panik. Untung saja ia kemudian meraih ranting pohon dan tak tenggelam, saat itu
kami hanya bisa berteriak memanggil namanya gak bisa ngapa-ngapain karena
kamipun sudah lelah menahan tubuh kami untuk tak terseret arus “.
Aku
terpukau, di mulutku hanya bisa berkata ” untung kalian bisa berenang…”.
Sejak
saat itu aku tak bertanya lagi alasannya berhenti sekolah, melawan alam itu
pasti amat sulit, kalau aku diposisinya mungkin aku juga akan menyerah seperti
dia. Jadi wajar saja anak-anak di desa hampir tak ada yang punya cita-cita
muluk-muluk….bisa makan, tidur, bisa bersekolah hari ini sudah
bersyukur…bagaimana besok yah urusan besok. Kalaupun berhenti sekolah, paling
juga membantu orang tuanya di ladang, atau begitu puber langsung saja
dinikahkan.
Lalu
aku bertanya pada suamiku kira-kira apakah benar apa yang dikatakan Yanti itu?,
maka suamiku menjawab…” iya benar…harus berjalan berkilo-kilometer jauhnya…jadi
sekolah itu suka-suka saja, gak perlu pakai sepatu karena toh harus lewat
sungai, baju basah kering di badan…masih susah sekali di sana, itulah alasannya
aku tak pernah mau membawamu ke kampung mereka walaupun sekedar
bersilahturamih”.
Itulah
juga mungkin yang menjadi alasan, rendahnya mutu sekolah anak-anak di
desa…karena mereka sudah terbiasa dimaklumi, keterlambatan mereka dimaklumi,
kekurangan mereka dimaklumi.
Bayangkan
jika anda menjadi gurunya? apakah harus menggalakkan kedisiplinan dengan
memberinya hukuman jika mereka terlambat sampai di sekolah meskipun mereka
sudah pagi-pagi buta berangkat dari rumah?. Alasannya macam-macam ada yang
harus berenang, menunggu perahu, menghindari binatang liar, terseret arus
sungai dan sebagainya….
Dengan
alam dan lingkungan yang tak bersahabat tentu saja mutu pendidikan kemudian
menurun. Jam belajar di sekolah terbatas…oleh lamanya waktu mereka di jalan.
Keterbatasan ekonomi membuat alat bantu belajar tidak memadai….sehingga tak
heran duduk di kelas tiga SD ternyata membaca aja masih sulit. Sedangkan anak-anak
kita yang di kota di bangku TK mereka sudah pandai membaca.
Aku
hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan Yanti dan aku beranggapan
mungkin hanya beberapa desa terpencil saja keadaannya seperti itu…namun melihat
tayangan di tv beberapa hari ini, ada anak sekolah yang juga harus menyeberangi
sungai dengan digendong orang tuanya… maka aku berpikir sekarang bahwa mungkin
seperti itulah kira-kira yang di alami Yanti juga anak-anak lain di pedesaan.
Lalu
yang tak habis pikir….aneh sekali..untuk apa sekolah SD negeri dibangun kalau
infrastukturnya tak memadai. Lucu bukan?, mungkinkah kita membeli mobil kalau
yang ada hanya jalan setapak?, mungkinkah kita bangun istana di tengah hutan,
sementara tak ada jalan menuju ke sana?, untuk siapa istana megah itu?,
Tak bisakah membuat jembatan penyeberangan yang aman?. Bangun jembatan
memang butuh biaya besar tentunya lebih besar dari biaya membangun sebuah toilet biasa. Tapi itu kalau toilet biasa loh.., nah kalau toilet
luar biasa tentu kebalikannya. Toilet untuk segelintir orang yang dibangun
seperti seluncuran di istana marmut pasti lebih berkilau dibandingkan sebuah
jembatan sederhana yang bisa dilalui begitu banyak orang, untuk para generasi
penerus menuntut ilmu… tapi sayang masih belum sepenuhnya sanggup.
Setiap
hujan deras mereka berjuang melawan maut, anak-anak di desa terpencil harus
mempertaruhkan nyawa untuk bisa bersekolah…jika tak kuat yah akhirnya putus
sekolah.
Lalu
anda-anda yang tenang duduk dalam pesawat mewah, pernahkah memandang ke bawah?
melihat sungai yang meluap kala hujan, dan anak-anak yang berenang dengan
seragam sekolahnya di sana….mencari ilmu memang sulit, yang gratis juga butuh
perjuangan.
Anak-anak
itu berjalan kaki amat jauh, menyeberangi sungai dan laut untuk mencari ilmu….
Tetap
semangat yah…semoga rintik air matamu yang mulai kering masih bisa menggetarkan
jiwa. Semoga
Menuju Harapan Baru
Tag :
Mimpi,
Blog Sebagai Media Belajar
By : Unknown
Blog Sebagai Media
Belajar di Era Digital
Pada tanggal 6-7 April Himpunan mahasiswa jurusan ilmu komputer fakultas matematika dan pengetahuan alam UNIVERSITAS LAMPUNG akan mengadakan Lomba
Pembuatan Blog bagi pelajar SMA dan SMK. Lomba blog yang diadakan Unila
ini sangat bermanfaat untuk menguji penggunaan blog di kalangan
pelajar khususnya posting-posting yang berkaitan dengan dunia pendidikan baik
formal maupun informal.
Kita ketahui bahwa akhir-akhir ini,
keberadaan blog telah menjadi kebutuhan bahkan gaya hidup sebagian masyarakat.
Kegiatan blogging telah menjamur di mana-mana dari berbagai kalangan dan setiap
elemen masyarakat. Entah itu hanya sebagai buku harian, ungkapan opini, ide,
kreatifitas hingga untuk meraup penghasilan lebih dari berbagai macam bisnis
dunia maya. Blog, adalah istilah dalam dunia maya yang sangat dikenal oleh para
penggiat IT. Kata Blog berasal dari kata weblog yang diperkenalkan pertama kali
sejak tahun 1998 oleh Jhon Barger. Dia memberi nama Weblog untuk
menspesifikasikan istilah website yang bersifat pribadi dan sering di update
dari waktu ke waktu. Dengan kata lain Blog itu adalah website yang bersifat
persoal, yang memuat opini pesonal dan hal-hal lain yang merupakan aktualisasi
diri pembuatnya secara personal yang ingin ia kabarkan pada komunitas global.
Meskipun personal, isinya bisa dinikmati siapa saja darimana saja dan kapan
saja. Blog sangat banyak diminanti oleh para penggiat di dunia maya karena bisa
menjadi rumah kedua untuk menyalurkan hobi bahkan promosi.
Sebagai dikutip dari Wikipediaindonesia.com,
dilihat dari pemanfaatannya, blog dapat dibagai menjadi beberapa jenis, antara
lain:
1) Blog politik: Tentang berita, politik, aktivis, dan semua
persoalan berbasis blog (Seperti kampanye),
2) Blog pribadi: Disebut
juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang,
keluhan, puisi atau syair, gagasan jahat, dan perbincangan teman,
3) Blog
bertopik: Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan
tertentu,
4) Blog kesehatan: Lebih spesifik tentang kesehatan. Blog
kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru,
keterangan-ketarangan tentang kesehatan, dll.
5) Blog sastra: Lebih
dikenal sebagai litblog (Literary blog),
6) Blog perjalanan:
Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan
tentang perjalanan/traveling,
7) Blog riset: Persoalan tentang akademis
seperti berita riset terbaru,
8) Blog hukum: Persoalan tentang hukum atau
urusan hukum; disebut juga dengan blawgs (Blog Laws),
9) Blog media:
Berfokus pada bahasan kebohongan atau ketidakkonsistensi media massa; biasanya
hanya untuk koran atau jaringan televise,
10) Blog agama: Membahas
tentang agama,
11) Blog pendidikan: Biasanya ditulis oleh pelajar atau
guru,
12) Blog kebersamaan: Topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok
tertentu,
13) Blog petunjuk (directory): Berisi ratusan link
halaman website,
14) Blog bisnis: Digunakan oleh pegawai atau
wirausahawan untuk kegiatan promosi bisnis mereka,
15) Blog pengejawantahan:
Fokus tentang objek diluar manusia; seperti anjing,
16) Blog pengganggu (spam):
Digunakan untuk promosi bisnis affiliate; juga dikenal sebagai splogs (Spam
Blog).
Dengan blog pelajar dapat menggunakan secara
gratis.Pelajar dapat menulis apa saja yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain.Blog dapat juga diberikan animasi gambar dan tulisan sehingga lebih
menarik. Guru seharusnya bisa menggunakan sarana blog untuk media pembelajaran
dan siswa dapat menggunakan untuk mencari materi dan mengumpulkan tugas yang
diberikan guru. Sehingga siswa bisa menggerjakan tugas di manapun di berada.
Jenis blog diatas dibagi berdasarkan klasifikasi
dan fokus yang akan dibahas dalam blog tersebut. Dalam perkembangannya, banyak
blogger (sebutan bagi penggiat blog) yang mencampur semua jenis-jenis blog
diatas menjadi satu blog dengan isi yang bervariasi. Penulis tidak akan
menjelaskan secara detail jenis-jenis blog tersebut, tapi sebagai seorang
pendidik (guru), penulis akan mencoba fokus pada pemanfaatan blog sebagai media
dan sumber belajar alternatif di sekolah.
Akhirnya semoga lomba blog ini menjadi agenda
setiap tahun dan diharapkan pelajar dapat mempelajari blog sebagai media
belajar dan komunikasi di era digital sekarang ini. Kita berharap agar
penggunaan Internet oleh pelajar dapat digunakan yang bermanfaat bagi masa
depannya sendiri.
Tag :
Blog,
Pendidikan Berbasis IT
By : UnknownPendidikan Masa Depan Berbasis IT
Proses belajar mengajar makin membutuhkan perangkat interaktif dan perangkat yang makin mudah di akses setiap saat dan dapat digunakan berulang dan dapat dikembangkan untuk kepentingan yang kontekstual.
Gagasan tentang belajar semakin lama semakin bergantung kepada kemampuan seseorang berada dalam sistem pembelajaran yang telah dan semakin banyak di desain dengan kemampuan seseorang menguasai ketrampilan pemanfaatan IT dan mendorong dirinya terlibat dalam proses belajar itu.
Pembangunan masyarakat yang peduli pendidikan mandiri serta dorongan untuk senantiasa berkembang dan berkelanjutan membutuhkan suatu pemahaman tentang terbentuknya masyarakat pembelajar. Ini nantinya akan sangat menentukan kekuatan dan ketahanan di masa depan.
Di masa depan proses belajar akan makin bergantung pada kemauan dan dorongan seseorang untuk mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Proses belajar akan semakin mudah dilakukan secara pribadi dengan kecepatan dan kekuatan dirinya sendiri untuk memilih dan menentukan apa yang akan dipelajari. Belajar makin didasarkan pada kebutuhan pribadi dan kebutuhan pengembangan diri seseorang.
Perancangan dan pengembangan kurikulum makin berdasarkan pada kemampuan perorangan untuk maju secara berkelanjutan, sedang materi pendalaman dan pengayaan dapat dikaitkan dengan sumber – sumber lain yang tersedia dan dapat dikaitkan dengan pengembangan dari sisi ilmu – terapan dan keterkaitan vertikal dan horizontal.
Sekolah makin mengutamakan rancangan kegiatan yang mengutamakan interaksi – diskusi dan pendalaman atau internalisasi proses. Pembentukan nilai – nilai dan penbgembangan karakter menjadi acuan yang makin tidak terpisahkan dari isu – isu aktual seperti globalisasi – climate change dan berbagai implikasinya.
Kecepatan belajar setiap orang makin ditentukan oleh sikap dan kemauan belajar dan dorongan pembentuk kebutuhan belajarnya. Pengembangan model dan pendekatan belajar makin beragam dan makin terintegrasi dengan model akses pada sumber belajar dan tersedianya fasilitator – guru dan mentor yang sesuai.
Belajar dari dan dalam masyarakat makin menjadi model pembelajaran yang kontekstual. Belajar untuk lulus makin ditinggalkan menjadi belajar untuk hidup; belajar menjadi kompeten dan belajar untuk mendorong terbentuknya kecakapan – keahlian dan kemampuan memecahkan persoalan. Ada yang mendorong aktifitas sebagai penggerak utama untuk mengalami pembelajaran, diantaranya :
1. aktifitas untuk mencari informasi – mengumpulkan dan mengorganisasikan-nya sampai menjadi kekuatan.
2. proses mengingat dan mengalami sesuatu yang dipelajari.
3. aktifitas yang di integrasikan dalam tema – tema dan problem base makin jadi acuan pengembangan kurikulum.
Teknologi Informasi sampai internet menjadikan tersedianya materi belajar secara sangat meluas dalam pelbagai bahasa dan dalam bentuk yang khusus. Ada yang tersedia dalam bentuk bahan belajar interaktif dan juga ada yang tersedia dalam bentuk file presentasi dengan tema dan topik tertentu.
Modul dan bahan belajar makin tersedia dan dapat di sharing untuk jumlah pemakai yang tak terbatas dan bahan tersebut makin dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal yang diperlukan.
Akses dalam beragam bahasa dan dalam beragam jenjang menjadikan belajar dan bahan belajar menjadi milik publik. WEB browsing-pun telah menjadi bagian penting dalam proses menemukan dan mencari bahan secara cepat dan secara khusus.
Makin murah dan makin tersedianya teknologi IT ini akan menjadi suatu pandangan baru dan cara baru mengembangkan pendidikan. Turunnya cost per bytes dan turunnya biaya akses menjadikan tersedianya bahan belajar dan model pembelajaran yang makin murah, makin tersedia bagi semua orang pada semua golongan setiap waktu.
Dari bahan belajar yang paling elementer sampai bahan belajar dari hasil research memberikan kesempatan terbentuknya jaringan antar peneliti antar pembelajar sampai pada akses pustaka khusus, milik lembaga sampai milik perorangan.
Beberapa pertanyaan
Apa yang menjadi tantangan kita semua ?
Adakah IT ini akan menjadi media pembelajaran yang makin menjamin akses dan menjamin demokratisasi pendidikan ?
Apakah model pendidikan dan pengajaran lewat IT ini akan menjadi pilihan untuk mempercepat dan mendorong terbentuknya masyarakat pembelajar ?
Bagaimana lembaga pendidikan menyiapkan diri dan menjadikan ini sebagai pilihan dan alternatif dan pilihan utama untuk memperkuat posisi belajar sebagai pembentuk kompetensi bangsa ?
Bagian mana dari proses belajar ini yang tidak dan belum dapat di integrasikan dengan perangkat IT yang tersedia ?
Apa sebenarnya pilihan pengembangan pendidikan Indonesia untuk masa depan ini?
Tantangan pemanfaatan dan integrasi seluruh proses belajar mengajar dengan
Teknologi Informasi dewasa ini makin didorong oleh berbagai kemajuan IT, bahkan
sudah dalam bentuk terintegrasi dengan Telekomunikasi. Hal ini semakin
mendorong perluasan dan pendalaman pemanfaatan IT dan seluruh perangkat
aplikasinya.
Proses belajar mengajar makin membutuhkan perangkat interaktif dan perangkat yang makin mudah di akses setiap saat dan dapat digunakan berulang dan dapat dikembangkan untuk kepentingan yang kontekstual.
Gagasan tentang belajar semakin lama semakin bergantung kepada kemampuan seseorang berada dalam sistem pembelajaran yang telah dan semakin banyak di desain dengan kemampuan seseorang menguasai ketrampilan pemanfaatan IT dan mendorong dirinya terlibat dalam proses belajar itu.
Pembangunan masyarakat yang peduli pendidikan mandiri serta dorongan untuk senantiasa berkembang dan berkelanjutan membutuhkan suatu pemahaman tentang terbentuknya masyarakat pembelajar. Ini nantinya akan sangat menentukan kekuatan dan ketahanan di masa depan.
Di masa depan proses belajar akan makin bergantung pada kemauan dan dorongan seseorang untuk mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Proses belajar akan semakin mudah dilakukan secara pribadi dengan kecepatan dan kekuatan dirinya sendiri untuk memilih dan menentukan apa yang akan dipelajari. Belajar makin didasarkan pada kebutuhan pribadi dan kebutuhan pengembangan diri seseorang.
Perancangan dan pengembangan kurikulum makin berdasarkan pada kemampuan perorangan untuk maju secara berkelanjutan, sedang materi pendalaman dan pengayaan dapat dikaitkan dengan sumber – sumber lain yang tersedia dan dapat dikaitkan dengan pengembangan dari sisi ilmu – terapan dan keterkaitan vertikal dan horizontal.
Sekolah makin mengutamakan rancangan kegiatan yang mengutamakan interaksi – diskusi dan pendalaman atau internalisasi proses. Pembentukan nilai – nilai dan penbgembangan karakter menjadi acuan yang makin tidak terpisahkan dari isu – isu aktual seperti globalisasi – climate change dan berbagai implikasinya.
Kecepatan belajar setiap orang makin ditentukan oleh sikap dan kemauan belajar dan dorongan pembentuk kebutuhan belajarnya. Pengembangan model dan pendekatan belajar makin beragam dan makin terintegrasi dengan model akses pada sumber belajar dan tersedianya fasilitator – guru dan mentor yang sesuai.
Belajar dari dan dalam masyarakat makin menjadi model pembelajaran yang kontekstual. Belajar untuk lulus makin ditinggalkan menjadi belajar untuk hidup; belajar menjadi kompeten dan belajar untuk mendorong terbentuknya kecakapan – keahlian dan kemampuan memecahkan persoalan. Ada yang mendorong aktifitas sebagai penggerak utama untuk mengalami pembelajaran, diantaranya :
1. aktifitas untuk mencari informasi – mengumpulkan dan mengorganisasikan-nya sampai menjadi kekuatan.
2. proses mengingat dan mengalami sesuatu yang dipelajari.
3. aktifitas yang di integrasikan dalam tema – tema dan problem base makin jadi acuan pengembangan kurikulum.
Teknologi Informasi sampai internet menjadikan tersedianya materi belajar secara sangat meluas dalam pelbagai bahasa dan dalam bentuk yang khusus. Ada yang tersedia dalam bentuk bahan belajar interaktif dan juga ada yang tersedia dalam bentuk file presentasi dengan tema dan topik tertentu.
Modul dan bahan belajar makin tersedia dan dapat di sharing untuk jumlah pemakai yang tak terbatas dan bahan tersebut makin dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal yang diperlukan.
Akses dalam beragam bahasa dan dalam beragam jenjang menjadikan belajar dan bahan belajar menjadi milik publik. WEB browsing-pun telah menjadi bagian penting dalam proses menemukan dan mencari bahan secara cepat dan secara khusus.
Makin murah dan makin tersedianya teknologi IT ini akan menjadi suatu pandangan baru dan cara baru mengembangkan pendidikan. Turunnya cost per bytes dan turunnya biaya akses menjadikan tersedianya bahan belajar dan model pembelajaran yang makin murah, makin tersedia bagi semua orang pada semua golongan setiap waktu.
Dari bahan belajar yang paling elementer sampai bahan belajar dari hasil research memberikan kesempatan terbentuknya jaringan antar peneliti antar pembelajar sampai pada akses pustaka khusus, milik lembaga sampai milik perorangan.
Beberapa pertanyaan
Apa yang menjadi tantangan kita semua ?
Adakah IT ini akan menjadi media pembelajaran yang makin menjamin akses dan menjamin demokratisasi pendidikan ?
Apakah model pendidikan dan pengajaran lewat IT ini akan menjadi pilihan untuk mempercepat dan mendorong terbentuknya masyarakat pembelajar ?
Bagaimana lembaga pendidikan menyiapkan diri dan menjadikan ini sebagai pilihan dan alternatif dan pilihan utama untuk memperkuat posisi belajar sebagai pembentuk kompetensi bangsa ?
Bagian mana dari proses belajar ini yang tidak dan belum dapat di integrasikan dengan perangkat IT yang tersedia ?
Apa sebenarnya pilihan pengembangan pendidikan Indonesia untuk masa depan ini?
Tag :
Pendidikan berbasis IT,